Rabu, 26 Oktober 2011

Kesenian dari Barang Bekas


Kesenian dari barang bekas adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok di mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas[1]. Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran Flores[1]. Beliau merupakan bekas buruh bangunan di Bali[1]. Wensislaus Makur membuat tas unik dari limbah karung plastik beras, sampai menembuspasar konsumen di Eropa[1].

Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan[2]. Banyak orang yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut[2]. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga lingkungan[2].
Tak ada rotan, akarpun jadi, begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita haruskreatif untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa[3]Peribahasaini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan danteknologi yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana[3]. Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau koran bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai nilai estetika[3].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar