Rabu, 26 Oktober 2011

membuat energi akternatif dari sampah daun

Membuat appetite alterntif adalah sebuah bukuyang di tulis oleh M. Syariful Banun, dkk denganjudul simsalabim! Daunpun jadi uang dan di terbitkan Lintang Aksara tersebut mengulas bagaimana memanfaatkan barang bekas dalamhal ini sampah daun untuk di jadikan sebuah appetite yang dahsyat dan tentunya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita, sekaligus menjauhkan masyarakat dari intaian penyakit yang di timbulkanya. Dan mempunyai nilai ekonomis yang begitu tinggi sehingga bisa untuk mengepulkan dapur rumah tangga seseorang.
Banyak orang berpandangan bahwa sampah merupakan produk terakhir setelah dimanfaatkan. Banyak orang mengira sampah merupakan hal kotor yang tak berguna. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua sampah itu tidak bisadipergunakan. Kalau kita mengatakan bahwa sampah itu sudah tidak berguna, berarti dia telah lupa mengenai segala sesuatu ciptaan Tuhan didunia ini tidakada yang sia-sia termasuk sampah.
Keberadaan sampahtidak bisa dipisahkandari kehidupan manusia. Di segala penjurukehidupan manusia,pasti di situ ada sampah. Setiap selesai beraktivitas, manusiapasti meninggalkan sampah. Baik itu sampah organik maupun anorganik. Tradisi masyarakat yangsering membuang sampah sembarangan menjadikan lingkungan tidak lagi bersih. Untuk itu, perlu penanganan serius terkait dengan complaint sampah ini.
Sebab, apabila sampah dibiarkan menumpuk dan menyumbat saluran-saluran sungai, maka bencanalah yang akan terjadi. Akibatnya banjir ada dimana-mana. Penyakitpun mulai merebak di berbagai sisi masyarakat. Terutama mereka yang tinggal disekitar pembuangan sampah akhir. Mereka tidak lagi menghirup udara segar. Udara sudah terkena polusi yang begitu simultan. Upaya penyadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Salah satu alternatif untuk mencegah penumpukan sampah, yakni dengan mendaur ulang fungsi sampah.
Buku bertajuk “Simsalabim! Daun Pun Jadi Uang”, karya M. Syarif Banunmerupakan karya yang sangat luar biasa. Dari buku ini kita akan lebih tahu bagaimana upaya pemanfaatan sampah. Buku ini berupaya menggugah pembaca mengenai pengolahan bioprospekting tanaman. Sampah daun(biorefuse prospecting), dapat kita manfaatkan menjadi berbagai energi alternatif.Dari pengolahan ini kita dapat menambah nilai perekonomian dan memberikan solusi pada krisis energi mendatang.
Daur ulang sampah daun ini sangat berguna untuk mengurangi pencemaranlingkungan. Dari pengolahan ini juga bisa menjadi bahan bakar alternatif ketikakrisis BBM. Bagi penulis buku ini, sampah merupakan sumber daya yang masihbisa dimanfaatkan. Bahkan, sampah juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Akhir-akhir ini, persediaan sumber daya alam semakin menipis. Selain itu, alamjuga semakin rusak lingkungannya. Maka, kahadiran buku ini perlu disambutdengan mesra. Membaca buku ini, kita seolah berada dialam bawah sadar. Mungkin kita akan berpikiran, apa mungkin sampah itu bisa dijadikan sumberenergi alternatif? Bukankah sampah itu bak pepatah “Habis manis sepah dibuang?”. Kalau sudah tidak manis otomatis dibuang.
Argumen seperti itu bisa ditepis dengan hadirnya buku ini. Buku ini secara tidak langsung telah menyumbangkan pengetahuan kita mengenai pengelolaan sampah. Volume sampah berbanding lurus dan sejajar dengan tingkat konsumtifmanusia terhadap suatu produk.  Sampah merupakan salah satu konsekuensi adanya aktivitas manusia. Ketika manusia beraktivitas, maka dia tak luput meninggalkan sampah.
Dari data peningkatan sampah produksi, rata-rata setiap hari manusiamenghasilkan sampah sekitar 900 gram. Masalah sampah yang begitu banyaknya menjadikan complaint tersendiri dalam pengumpulan, penumpukan, penanganan, dan pemanfaatan sampah. Problem sampah ini merupakan complaint serius. Untuk itu, perlu adanya penanganan yang serius pula.
Pengelolaan sampah harus melibatkan banyak kalangan. Dengan adanya penanganan ini diharapkan juga mampu menjadi solusi yang integratif. Penanganan sampah ini harus dimulai dari diri sendiri kemudian melebar ke masyarakat luas. Kita harus mulai berpikir dari diri sendiri terlebih dahulu baru kemudian berpikir secara luas.
Selama ini pengelolaan sampah diperkotaan terdapat 11% sampah diangkut, 63% sampah ditimbun/dibakar, 6% sampah dikompos, dan 19% sampah dibuang disungai atau sembarang tempat. Dalam manajemen pengelolaan sampah, pemilahan sampah merupakan tahap awal yang harus dilalui. Pemilahan ini ada berbagai macam bentuk. Baik pemilahan sampah berdasarkan sumber penghasil sampah, berdasarkan jenis, dan banyak kriteria lainnya.
Penelitian Program Study Ilmu Lingkungan UI (2004), menunjukkan bahwa setengah dari sampah organik didaur ulang menjadi kompos, maka pengurangan volume sampah bisa mencapai 32,5% dari sum keseluruhan sampah. Sisa selanjutnya dipadatkan dan diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Di TPA ini kemudian sampah ditimbun dan ditutup dengan tanah. Metode ini kemudian dikenal dengan spotless landfill.
Metode ini bertujuan menghilangkan polusi udara. Selain itu, sampah dapat dimasukkan ke insenerator untuk dibakar dan dikonversi menjadi energi listrik. Namun, perlu adanya pengontrolan gas pembuangan dari proses pembakaran. Ini dimaksudkan untuk meminimalisir pencemaran udara. Jika pengelolaan inidilakukan secara simultan, maka sudah tidak ada lagi complaint sampah.
Sampah daun dapat berpotensi sebagai bahan bakar masa depan. Sampahdaun bisa dijadikan sebagai komponen utama pengelolaan bahan bakar. Sampah daun ini bisa dimanfaatkan untuk pembuatan bioetanol, biogas, bioarang, dan syngas. Teknologi sampah daun ini bertujuan mengatasi beranekaragamnya sampah daun. Dengan teknologi kita akan mampu mangubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Teknologi merupakan penentu kebudayaan yang dapat memengaruhi manusiadan lingkungan. Berbekal keterampilan teknologi ini, manusia akan memanfatkan sumber daya alam dengan semaksimal mungkin. Dengan teknologi itulah yang kemudian bisa menyulap daun menjadi uang. Maksudnya dengan mengolah sampah daun dijadikan bahan bakar yang lebih berguna dan memiliki nilai jual tinggi. Secara tidak langsung ini telah menyelamatkan nasib kodisi finansial kita. Berpandai-pandailah kita dalam memanfaatkan sampah menjadi yang lebihberguna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar