Adakalanya keterbatasan memberikan ruang bagi lahirnya sebuah kreativitas. Seperti pada penggunaan kembali barang-barang yang telah tak terpakai dalam rumah tinggal, sebuah kreativitas dapat menuntun kita untuk memanfaatkan barang-barang tersebut sebagai fungsi yang baru.
Dalam prinsip daur ulang, selain dikenal istilah recycle atau daur ulang, juga dikenal istilah reuse. Prinsip reuse ini berarti menggunakan kembali barang yang sudah pernah dipakai untuk kebutuhan atau fungsi yang lain. Dengan tidak memproduksi barang baru, prinsip reuse ini memberikan kontribusi bagi lingkungan dengan menghemat energi yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang.
Reuse dalam sebuah hunian dapat berupa pemakaian kembali material konstruksi, seperti pecahan batako, maupun penggunaan komponen arsitektural seperti pintu, kusen, dan sebagainya.
Barang usang, dibuang sayang
Keistimewaan dari prinsip reuse terhadap barang-barang lama tersebut adalah dapat menciptakan keunikan yang khas. Selain itu, dengan prinsip reuse, sejumlah barang lama yang tadinya menumpuk atau siap untuk diloakkan, dapat dipergunakan kembali sehingga menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
Sayangnya, kebanyakan barang yang merupakan hasil pembongkaran dari konstruksi lama, seperti kusen pintu, daun jendela, dan pecahan bata memiliki kerapuhan dan permukaannya sudah tidak sempurna. Kelemahan ini dapat disiasati dengan cara memperbaiki bagian tersebut, dan mengecat ulang dengan warna yang berbeda plus finishing anti-lapuk.
Uniknya, justru semakin usang sebuah barang, nilai historis dan memorinya makin terasa seiring dengan makin nyatanya guratan-guratan tekstur pada permukaan material. Contoh yang paling terlihat adalah pada lemari kayu jati reuse, yang justru semakin terasa kokoh dan kental nuansa etniknya apabila dibandingkan dengan lemari kayu jati yang baru saja seminggu lalu dibeli.
Barang antik yang membuat rumah makin apik
Dalam hunian, sentuhan gaya yang dihasilkan oleh penggunaan kembali barang bekas tersebut adalah etnik dan vintage. Biasanya bagi mereka yang memiliki hobi untuk menyimpan barang-barang tersebut tidak terpikir cara untuk mengolah kembali barang yang dikoleksinya.
Bahwasanya tidak semua orang memiliki kegemaran berburu barang antik, kita tetap masih dapat berkreasi untuk menciptakan nuansa etnik dan vintage di dalam rumah. Tanpa membeli barang baru, kita dapat mulai mengeksplorasi barang-barang tempo doeloe milik kita, maupun peninggalan-peninggalan masa kecil yang masih disimpan, karena belum sempat “diwariskan” atau masih menganggur di gudang penyimpanan karena telanjur out-of date.
Benda apa saja sebenarnya dapat Anda pakai kembali untuk tempat penyimpanan. Pilihlah barang yang memiliki material alam, terutama terbuat dari kayu, rotan, atau bamboo, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan.
• Suitcase display box
Benda itu bisa saja sebuah suitcase ( tas kopor) coklat berbahan kulit yang semenjak dahulu menjadi benda wajib kakek atau ayah Anda saat berlibur. Bersihkan permukaan luarnya dengan kain dan air hangat. Usap suitcase dengan kain lap bersih dan keringkan dengan cara diangin-angin. Tempatkan suitcase pada posisi terbuka, tutupilah bagian dalamnya dengan gumpalan kain halus, misalnya kain serat tile berwarna gelap atau satin. Pajang benda-benda favorit atau pernak-pernik koleksi Anda di dalamnya. Letakkan suitcase di meja pada sudut ruang tamu atau pada tempat yang menjadi fokal point, dan Anda telah menghasilkan sebuah fungsi display box dengan sentuhan nuansa vintage.
• Keranjang rotan yang banyak dijual (modifikasi dengan kain kanvas)
Apabila Anda bukanlah orang yang suka bepergian dan traveling tidak mencerminkan ciri khas keluarga Anda, barangkali perabot reuse yang lebih sesuai untuk hunian Anda adalah sebuah keranjang rotan. Pada dasarnya, keranjang rotan memang merupakan tempat penyimpanan, dan bersifat lebih santai/ casual. Keranjang rotan juga mulai banyak dijual di pasaran dengan berbagai modifikasi, yang tentu saja menaikkan harga jualnya. Anda dapat menciptakan keranjang rotan sendiri yang sesuai dengan nuansa hunian. Pilih kain kanvas yang warnanya serasi dengan nuansa ruang keluarga untuk menutup bagian dalam keranjang. Jahit atau beri perekat pada bagian pinggirnya sehingga menyatu seperti sarung bantal yang dapat diganti-ganti untuk dicuci.
Cara lain adalah dengan mengaplikasikan warna pada keranjang tersebut, atau memperbaharui warna rotannya dengan cat warna transparan. Kemudian, untuk penyusunannya, keranjang rotan dapat disusun bertumpuk secara vertikal, maupun secara berjajar. Dengan hanya sedikit usaha, keranjang-keranjang rotan tersebut berhasil Anda fungsikan sebagai rak-rak santai penyimpan buku-buku dan mainan koleksi anak Anda, sekaligus penambah estetika ruangan.
• Tangga kayu berbentuk A
Jika Anda memiliki sebuah tangga kayu pendek serbaguna di rumah, mungkin itu berarti Anda telah melihat fungsi ganda dalam sebuah barang. Biasanya tangga berbentuk A juga digunakan untuk tempat duduk pada meja dapur atau meja bar di ruang makan, karena ketinggiannya yang tidak melebihi sebatas dada orang dewasa yang sedang berdiri. Kita dapat menambahkan sebuah fungsi lagi untuknya yaitu rak penyimpan benda koleksi, terutama pada saat tangga tidak tepakai. Pasang bidang tipis seluas jarak kosong antar anak tangga, dapat berupa tripleks atau karton tebal 3mm yang dilapisi dengan wallpaper. Rekatkan dengan lem temporer. Jadilah rak pajangan unik untuk pengisi kekosongan di ruang tengah maupun ruang makan Anda.
Jadi, jangan segan atau bahkan menggerutu apabila barang-barang jadul (baca: jaman dulu) masih banyak ditemui di dalam rumah Anda saat ini. Berbanggalah, karena siapa tahu itu yang menjadi modal utama bagi Anda ketika ingin merenovasi atau menata ulang hunian Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar