REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG--Akademi Kesejahteraan Sosial (AKS) Ibu Kartini Semarang menggelar peragaan busana karya mahasiswa, Rabu, dengan memanfaatkan bahan dari barang-barang bekas. Puluhan model terlihat bergantian menampilkan busana rancangan yang terbuat dari berbagai barang bekas, seperti gelas wadah air mineral, sedotan minuman, dan kantong plastik kresek.
Barang-barang yang biasanya kerap dibuang usai dipakai itu diolah menjadi busana unik dengan berbagai bentuk, maupun aksesori untuk memperindah tampilan busana hasil rancangan mahasiswa.
Menurut Ketua Panitia "Gelar Karya Busana AKS Ibu Kartini Semarang", Safitri Suryaning, kegiatan itu terbagi dalam berbagai kategori sesuai jurusan yang diambil setiap mahasiswa.
"Kalau untuk Jurusan Busana mengambil peran dengan merancang berbagai mode pakaian yang dibagi dalam dua kriteria lagi, yakni 'draping' (tanpa jahitan) dan cipta busana," katanya.
Kalau untuk "draping", kata dia, busana yang dirancang berasal dari satu kain utuh yang dirangkai dalam berbagai model, namun tidak boleh ada satu pun jahitan untuk merangkainya. "Untuk kategori ini, mahasiswa diharapkan bisa memanfaatkan barang-barang bekas dalam rancangannya namun tetap bisa terlihat bagus, tak kalah dengan bahan-bahan lainnya," katanya.
Berbagai barang bekas, kata dia, seperti plastik, bungkus deterjen sebenarnya bermanfaat jika dikreasi secara baik, seperti untuk aksesori pakaian, maupun barang lain, seperti dompet dan tas. Kategori kedua, kata dia, Jurusan Rias yang menciptakan berbagai inovasi riasan wajah sehingga menunjang busana yang sudah dirancang, bahkan bisa diinovasi dengan "body painting".
Barang-barang yang biasanya kerap dibuang usai dipakai itu diolah menjadi busana unik dengan berbagai bentuk, maupun aksesori untuk memperindah tampilan busana hasil rancangan mahasiswa.
Menurut Ketua Panitia "Gelar Karya Busana AKS Ibu Kartini Semarang", Safitri Suryaning, kegiatan itu terbagi dalam berbagai kategori sesuai jurusan yang diambil setiap mahasiswa.
"Kalau untuk Jurusan Busana mengambil peran dengan merancang berbagai mode pakaian yang dibagi dalam dua kriteria lagi, yakni 'draping' (tanpa jahitan) dan cipta busana," katanya.
Kalau untuk "draping", kata dia, busana yang dirancang berasal dari satu kain utuh yang dirangkai dalam berbagai model, namun tidak boleh ada satu pun jahitan untuk merangkainya. "Untuk kategori ini, mahasiswa diharapkan bisa memanfaatkan barang-barang bekas dalam rancangannya namun tetap bisa terlihat bagus, tak kalah dengan bahan-bahan lainnya," katanya.
Berbagai barang bekas, kata dia, seperti plastik, bungkus deterjen sebenarnya bermanfaat jika dikreasi secara baik, seperti untuk aksesori pakaian, maupun barang lain, seperti dompet dan tas. Kategori kedua, kata dia, Jurusan Rias yang menciptakan berbagai inovasi riasan wajah sehingga menunjang busana yang sudah dirancang, bahkan bisa diinovasi dengan "body painting".
Untuk kategori terakhir, kata dia, yakni Jurusan Boga yang menciptakan berbagai inovasi makanan, namun kali ini pihaknya menyasar jenis-jenis makanan tradisional Indonesia. "Banyak bahan makanan selama ini kurang diminati sebagai sumber olahan, misalnya jagung dan ketela. Di tangan mahasiswa, bahan makanan itu diolah jadi berbagai santapan lezat," kata Safitri.
Direktur AKS Ibu Kartini Semarang, Dyah Listyarini Rudy menjelaskan kegiatan bersifat tahunan tersebut wajib diikuti mahasiswa sebagai ajang kreatvitas, sekalgus ujian praktik semester.
"Kalau untuk pemilihan barang-barang bekas, kami melihat selama ini barang bekas, seperti gelas air mineral, kantong plastik sering dibuang begitu saja. Padahal, sebenarnya sangat bermanfaat," kata Dyah.
Direktur AKS Ibu Kartini Semarang, Dyah Listyarini Rudy menjelaskan kegiatan bersifat tahunan tersebut wajib diikuti mahasiswa sebagai ajang kreatvitas, sekalgus ujian praktik semester.
"Kalau untuk pemilihan barang-barang bekas, kami melihat selama ini barang bekas, seperti gelas air mineral, kantong plastik sering dibuang begitu saja. Padahal, sebenarnya sangat bermanfaat," kata Dyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar